Jumat, 20 Juni 2025

Demokrasi di Tengah Krisis: Mengatasi Ancaman dan Membangun Keberlanjutan


Demokrasi
adalah fondasi yang menopang banyak bangsa modern saat ini. Namun, dalam kenyataannya, demokrasi tidak berjalan dalam ruang hampa. Ia hidup dan berkembang—atau justru melemah—di tengah dinamika sosial, ekonomi, politik, lingkungan, dan teknologi. Buku "Demokrasi di Tengah Krisis: Mengatasi Ancaman dan Membangun Keberlanjutan" hadir sebagai jawaban atas pertanyaan besar tentang bagaimana sistem demokrasi dapat bertahan dan berkembang di tengah tantangan zaman.

Dengan pendekatan yang kritis namun solutif, buku ini mengupas berbagai tantangan utama yang dihadapi demokrasi kontemporer, dari krisis lingkungan, ancaman teknologi, hingga minimnya partisipasi publik dan lemahnya institusi demokratis. Namun tidak berhenti di situ, buku ini juga menegaskan pentingnya membangun demokrasi yang berkelanjutan, partisipatif, dan kontekstual.

Mengapa Demokrasi Mengalami Krisis?

Bab awal buku ini menyoroti bahwa demokrasi sering kali mengalami kerapuhan karena tekanan dari berbagai sisi:

·         Populisme dan disinformasi, yang mengaburkan batas antara fakta dan opini.

·         Otoritarianisme gaya baru, yang hadir secara halus melalui regulasi yang membatasi kebebasan sipil.

·         Kesenjangan ekonomi, yang membuat keadilan sosial menjadi semu.

·         Krisis kepercayaan terhadap lembaga demokrasi, seperti partai politik, parlemen, dan media.

Semua ini menjadi ancaman sistemik yang tidak hanya melemahkan demokrasi secara formal, tetapi juga secara substansial.

Demokrasi dan Krisis Lingkungan

Dalam bab Krisis Lingkungan dan Demokrasi, buku ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim, degradasi ekologis, dan ketimpangan distribusi sumber daya menjadi persoalan politik yang memerlukan jawaban demokratis. Krisis lingkungan bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah tata kelola dan partisipasi.

Bagaimana mungkin masyarakat bisa mengambil keputusan kolektif untuk menyelamatkan lingkungan jika akses informasi dan ruang partisipasi dikekang? Di sinilah demokrasi diuji—bukan hanya sebagai sistem pemilihan, tetapi sebagai kerangka etika dan tanggung jawab kolektif.

Peran Teknologi: Ancaman atau Peluang?

Bab Teknologi dan Demokrasi menghadirkan diskusi menarik tentang dilema era digital. Di satu sisi, teknologi memungkinkan keterbukaan, partisipasi digital, dan pengawasan publik. Di sisi lain, ia membawa risiko besar: manipulasi opini melalui algoritma, hoaks, pengawasan massal, dan dominasi korporasi teknologi dalam ranah privat.

Buku ini menegaskan bahwa demokrasi tidak bisa menyerahkan nasibnya kepada pasar teknologi semata. Harus ada regulasi yang berpihak pada publik, serta peningkatan literasi digital untuk membentuk masyarakat yang sadar hak dan tanggung jawab digitalnya.

Partisipasi Publik: Jantung Demokrasi

Salah satu kontribusi penting buku ini terletak pada bahasan mengenai partisipasi publik dan keterlibatan masyarakat. Demokrasi yang kuat tidak hanya lahir dari pemilu yang rutin, tetapi dari masyarakat yang terlibat aktif dalam pengambilan keputusan, pengawasan kebijakan, dan pembangunan komunitas.

Buku ini menyoroti bagaimana partisipasi bisa dibangun mulai dari tingkat lokal melalui:

·         Musyawarah warga (public forum)

·         Konsultasi publik

·         Partisipasi anggaran (participatory budgeting)

·         Aktivisme berbasis komunitas

Dengan banyaknya kanal yang tersedia, penting bagi negara dan institusi untuk membuka akses dan tidak memonopoli proses demokrasi.

Reformasi Institusi: Fondasi Demokrasi yang Berkelanjutan

Bab Reformasi Institusi Demokrasi menjelaskan bahwa krisis demokrasi sering kali dipicu oleh kemandekan atau disfungsi institusi. Untuk itu, reformasi harus menyentuh akar persoalan seperti:

·         Korupsi dan akuntabilitas

·         Transparansi anggaran dan pengambilan keputusan

·         Netralitas birokrasi

·         Penguatan lembaga peradilan dan pengawasan

Tanpa reformasi institusional yang nyata, demokrasi akan tetap terjebak dalam bentuk formalitas belaka tanpa substansi.

Demokrasi Lokal dan Pembangunan Berkelanjutan

Demokrasi bukan hanya tentang elite dan kebijakan pusat. Bab ini mengajak pembaca melihat praktik demokrasi dari bawah—dari desa, kecamatan, hingga kota kecil—yang justru kerap menjadi laboratorium demokrasi yang nyata.

Dengan mendekatkan pengambilan keputusan ke tingkat lokal, masyarakat lebih mudah mengontrol, mengevaluasi, dan terlibat langsung dalam pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan yang berkelanjutan tidak hanya berbasis ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan sosial dan lingkungan. Inilah esensi dari good local governance.

Belajar dari Praktik Terbaik

Buku ini menyajikan berbagai kasus studi dan praktik terbaik dari berbagai belahan dunia dan dalam konteks Indonesia. Misalnya:

·         Program partisipatif di Porto Alegre, Brasil.

·         Pelibatan masyarakat adat dalam tata kelola hutan.

·         Inisiatif kota pintar yang demokratis di Eropa.

·         Gerakan koalisi masyarakat sipil dalam advokasi isu HAM di Indonesia.

Praktik-praktik ini menunjukkan bahwa inovasi demokrasi bisa dimulai dari akar rumput, bukan hanya dari pemerintah pusat.

Membangun Masyarakat Demokratis yang Berkelanjutan

Sebagai penutup, buku ini menggarisbawahi bahwa masa depan demokrasi tergantung pada kemampuan masyarakat untuk:

·         Menghadapi tantangan dengan kritis dan terbuka.

·         Membangun kesadaran kolektif atas hak dan tanggung jawab warga.

·         Menghubungkan nilai demokrasi dengan keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.

Demokrasi yang berkelanjutan harus didasarkan pada keadilan antar-generasi, inklusivitas, dan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta.

 

Tentang Buku

Judul Buku: Demokrasi di Tengah Krisis: Mengatasi Ancaman dan Membangun Keberlanjutan
Jumlah Halaman: 174 halaman
Format: Soft Cover
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Penerbit: CV. Cemerlang Publishing

Penulis

:

1. Syofian Ali. S.Pd.I

2. Edyatma Jawi, S.Sos.

3 Yanti rezki amaliah, S.Kep.Ns

4. Wahyuddin,S.Pd.M.Hum

Tahun Terbit

:

2024

ISBN

:

978-623-09-9884-3

Editor

:

Aco Nasir, S.Pd.I., M.Pd

Cetakan

:

Pertama , April 2024

Ukuran

:

14x21 cm

Buku ini cocok dibaca oleh:

·         Mahasiswa ilmu politik, pemerintahan, lingkungan, dan komunikasi.

·         Aktivis LSM dan pemerhati kebijakan publik.

·         Guru, dosen, dan pendidik kewarganegaraan.

·         Siapa saja yang peduli terhadap masa depan demokrasi Indonesia.

 

Pesan Sekarang!

📌 Buku ini tersedia dalam versi cetak dan PDF. Dapatkan sekarang juga hanya di www.cvcemerlangpublishing.com.
📦 STOK TERSEDIA — pengiriman cepat dan tanpa biaya ongkir untuk versi digital.
📩 Untuk pemesanan dan pertanyaan, hubungi kami melalui WhatsApp atau Email.

 

Penutup

Melalui buku ini, kami mengajak kita semua merenungkan sekaligus bertindak: bahwa demokrasi bukanlah sesuatu yang sudah selesai, melainkan proyek yang harus terus diperjuangkan dan dibangun secara kolektif.

Krisis akan selalu datang. Namun, dengan pemahaman, partisipasi, dan keberanian untuk mereformasi, demokrasi dapat tetap hidup—bahkan tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

 

📌 INFORMASI PRODUK:

·         Klik Produk: File PDF

·         Bahasa: Indonesia

·         Pengiriman: via Email (Gmail)

·         Waktu pengiriman: Hari yang sama

·         Tidak ada produk fisik yang dikirim

·         Tidak ada ongkos kirim

📦 STOK SELALU TERSEDIA!
Silakan pesan sekarang juga dan mulailah perjalanan belajar bahasa Inggris Anda dengan lebih terarah.

📧 Hubungi kami untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut:
🌐 Website: www.cvcemerlangpublishing.com
📱 WhatsApp: 085145459727
📩 Email: cemerlangpublishing949@gamil.com

Beli Disini 


Preview 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikolinguistik: Menyingkap Misteri Bahasa dalam Pikiran Manusia

Psikolinguistik: Menyingkap Misteri Bahasa dalam Pikiran Manusia Judul Buku: Psikolinguistik – Memahami Dasar Psikolinguistik Penulis: ...