Contoh Skenario Diskusi Kelompok Berbasis Masalah
Contoh Skenario Diskusi Kelompok Berbasis
Masalah
Judul Diskusi
"Mengurangi
Sampah Plastik di Lingkungan Kampus"
Latar Belakang Masalah
Sampah
plastik di lingkungan kampus semakin meningkat setiap hari. Tempat sampah
sering penuh, dan banyak plastik yang berserakan di area terbuka. Kampus telah
berupaya menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan
non-organik, tetapi hasilnya belum memuaskan. Mahasiswa, dosen, dan staf kampus
perlu mencari solusi bersama untuk mengatasi masalah ini.
Peran dalam Diskusi Kelompok
- Ketua Diskusi (Moderator):
Memimpin diskusi dan menjaga agar tetap fokus pada masalah.
- Sekretaris: Mencatat hasil
diskusi.
- Anggota Kelompok:
Memberikan ide, pendapat, dan masukan.
Tahapan Diskusi
1. Pembukaan oleh Ketua Diskusi
Β·
Ketua:
"Selamat pagi semua. Terima kasih atas kehadirannya. Hari ini, kita akan
membahas bagaimana mengurangi sampah plastik di lingkungan kampus. Masalah ini
sudah menjadi perhatian serius, dan kita perlu menemukan solusi konkret. Apakah
semua setuju dengan agenda diskusi hari ini?"
Β·
Peserta:
"Setuju."
2. Identifikasi Masalah
Β·
Ketua:
"Mari kita mulai dengan mengidentifikasi masalah utama. Apa menurut kalian
penyebab meningkatnya sampah plastik di kampus kita?"
Β·
Peserta 1:
"Menurut saya, kurangnya kesadaran mahasiswa untuk membuang sampah pada
tempatnya menjadi penyebab utama."
Β·
Peserta 2:
"Saya setuju, ditambah lagi, kantin kampus masih banyak menggunakan
kemasan plastik sekali pakai."
Β·
Peserta 3:
"Saya juga melihat bahwa tempat sampah sering penuh, sehingga orang
memilih untuk membuang sampah sembarangan."
3. Pengumpulan Ide dan Solusi
Β·
Ketua:
"Baik, berdasarkan penyebab yang telah disebutkan, apa saja ide yang bisa
kita terapkan untuk mengurangi sampah plastik?"
Β·
Peserta 1:
"Kita bisa memulai dengan mengganti plastik sekali pakai di kantin dengan
bahan ramah lingkungan, seperti kertas atau daun."
Β·
Peserta 2:
"Bagaimana jika kampus mewajibkan mahasiswa membawa botol minum dan tempat
makan sendiri?"
Β·
Peserta 3:
"Kita juga bisa mengadakan kampanye kesadaran lingkungan melalui poster,
seminar, atau media sosial."
Β·
Peserta 4:
"Saya pikir penting juga untuk meningkatkan frekuensi pengosongan tempat
sampah agar tidak cepat penuh."
4. Evaluasi dan Analisis Ide
Β·
Ketua:
"Semua ide ini menarik. Mari kita analisis satu per satu. Apa kelebihan
dan kekurangan dari mengganti plastik sekali pakai di kantin?"
Β·
Peserta 2:
"Kelebihannya, ini dapat mengurangi limbah plastik secara signifikan.
Namun, mungkin biaya produksi untuk kantin akan meningkat."
Β·
Peserta 3:
"Setuju. Untuk itu, kita perlu bekerja sama dengan penyedia bahan ramah
lingkungan yang lebih terjangkau."
5. Pengambilan Keputusan
Β·
Ketua:
"Dari diskusi tadi, kita bisa menyepakati beberapa langkah awal:
- Mengganti
plastik sekali pakai di kantin dengan bahan ramah lingkungan.
- Mengadakan
kampanye kesadaran lingkungan melalui seminar dan media sosial.
- Mewajibkan
mahasiswa membawa botol minum dan tempat makan sendiri.
Apakah semua sepakat?"
Β·
Semua Peserta:
"Sepakat."
6. Penutup
- Ketua:
"Baik, terima kasih atas diskusi yang produktif. Hasil diskusi ini akan kita sampaikan ke pihak kampus untuk ditindaklanjuti. Terima kasih atas kontribusi semua, diskusi kita selesai sampai di sini. Selamat siang!"
Hasil Diskusi (Ringkasan)
- Mengganti
plastik sekali pakai di kantin dengan bahan ramah lingkungan.
- Mengadakan
kampanye kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa.
- Meningkatkan
pengelolaan sampah dengan pengosongan tempat sampah lebih sering.
- Mewajibkan
mahasiswa membawa botol dan tempat makan sendiri.
Skenario ini
mencerminkan proses diskusi kelompok berbasis masalah yang terstruktur,
kolaboratif, dan transaksional.
A. Diskusi kelompok berbasik topik
Diskusi
kelompok berbasis topik adalah bentuk diskusi yang berfokus pada pembahasan
suatu subjek atau tema tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuannya
adalah untuk menggali ide, berbagi informasi, atau membangun pemahaman bersama
terkait topik tersebut. Dalam konteks berbicara transaksional, interaksi
dalam diskusi ini difokuskan pada fungsi spesifik untuk menyampaikan informasi,
meminta klarifikasi, memberikan tanggapan, atau merangkum hasil.
Berbicara
transaksional dalam diskusi ini memiliki sifat tujuan-berorientasi, di
mana setiap pernyataan atau respons diarahkan untuk mencapai hasil diskusi yang
konkret dan jelas. Berikut adalah uraian lebih rinci:
1. Tujuan
Utama Diskusi Kelompok Berbasis Topik
- Memahami topik secara mendalam: Anggota
kelompok bekerja sama untuk menggali informasi, fakta, dan opini terkait
topik tertentu.
- Berbagi perspektif: Diskusi ini membuka
ruang untuk berbagai sudut pandang dari peserta.
- Menghasilkan output: Hasil diskusi bisa
berupa ide, pandangan, atau keputusan yang relevan dengan topik.
Dalam berbicara
transaksional, setiap interaksi dalam diskusi bertujuan untuk menjawab
pertanyaan:
- Apa yang kita ketahui tentang topik ini?
- Apa pandangan masing-masing anggota?
- Apa yang dapat kita simpulkan dari diskusi ini?
2. Tahapan
Diskusi Kelompok Berbasis Topik
a. Pembukaan
Diskusi
Ketua atau moderator
memulai dengan memperkenalkan topik. Dalam konteks transaksional, pembukaan
dirancang untuk memastikan semua peserta memahami tujuan diskusi.
- Contoh frasa:
- "Hari ini kita akan membahas tentang dampak
media sosial terhadap produktivitas."
- "Tujuan diskusi ini adalah untuk memahami
bagaimana media sosial memengaruhi rutinitas harian."
b. Penggalian
Informasi
Peserta
memberikan fakta, opini, atau informasi terkait topik. Berbicara transaksional
di tahap ini berfokus pada bertanya dan menjawab untuk memperjelas
topik.
- Contoh frasa:
- "Menurut data yang saya temukan, penggunaan
media sosial meningkat 20% dalam dua tahun terakhir."
- "Apa pendapat Anda tentang dampak positifnya
terhadap komunikasi?"
c. Diskusi
dan Pertukaran Ide
Peserta saling
berbagi pendapat, bertanya, atau memberikan tanggapan terhadap pandangan lain.
Berbicara transaksional membantu menciptakan dialog yang terstruktur.
- Contoh frasa:
- "Saya setuju bahwa media sosial meningkatkan
konektivitas, tetapi bagaimana dengan distraksi yang diakibatkannya?"
- "Pendapat Anda menarik, tetapi saya memiliki
pandangan berbeda."
d. Analisis
dan Sintesis
Kelompok mulai
menarik hubungan antara ide-ide yang muncul. Diskusi diarahkan untuk membangun
pemahaman bersama.
- Contoh frasa:
- "Jika kita menghubungkan ini dengan apa yang
dikatakan sebelumnya, dampak positifnya jelas terlihat."
- "Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa
manfaatnya tergantung pada cara penggunaan."
e. Penutupan
dan Kesimpulan
Moderator atau
peserta lain merangkum hasil diskusi. Berbicara transaksional di tahap ini
membantu memastikan semua peserta memahami kesimpulan.
- Contoh frasa:
- "Untuk merangkum, kita telah membahas tiga
aspek utama: manfaat, tantangan, dan cara mengelola penggunaan media
sosial."
- "Apakah ada tambahan sebelum kita akhiri
diskusi?"
3.
Karakteristik Diskusi Kelompok Berbasis Topik dalam Berbicara Transaksional
- Berorientasi pada Tujuan: Semua percakapan
dirancang untuk mendalami dan menyelesaikan pembahasan terkait topik.
- Penggunaan Bahasa yang Jelas: Berbicara
transaksional memastikan pesan disampaikan dengan singkat dan logis.
- Interaksi Dua Arah: Peserta aktif bertanya,
menjawab, atau memberikan umpan balik.
- Fokus pada Penyelesaian: Diskusi tidak
menyimpang dari topik utama.
4. Pentingnya
Berbicara Transaksional dalam Diskusi Berbasis Topik
- Efektivitas Komunikasi: Interaksi dirancang
untuk menyampaikan dan menerima informasi secara efisien.
- Kolaborasi yang Terarah: Peserta bekerja
sama untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan topik.
- Kesimpulan yang Jelas: Berbicara
transaksional memastikan bahwa hasil diskusi dirangkum secara jelas
sehingga semua peserta memahami.
5. Contoh
Skenario Diskusi Kelompok Berbasis Topik
Topik:
"Dampak
Perubahan Iklim pada Kehidupan Perkotaan"
Proses
Diskusi:
- Pembukaan:
- Ketua: "Hari ini kita akan membahas bagaimana
perubahan iklim memengaruhi kehidupan di perkotaan."
- Anggota: "Topik ini menarik karena kita semua
merasakannya dalam kehidupan sehari-hari."
- Penggalian Informasi:
- Anggota 1: "Suhu di kota meningkat hingga 2
derajat dalam lima tahun terakhir."
- Anggota 2: "Banjir menjadi lebih sering
terjadi, terutama saat musim hujan."
- Diskusi:
- Anggota 3: "Bagaimana menurut kalian solusi
untuk mengatasi banjir akibat perubahan iklim?"
- Anggota 4: "Mungkin kita bisa fokus pada
sistem drainase yang lebih baik."
- Kesimpulan:
- Ketua: "Untuk merangkum, solusi yang kita
bahas mencakup sistem drainase, penghijauan kota, dan kampanye kesadaran
publik. Semua setuju?"
- Semua: "Setuju."
Diskusi kelompok
berbasis topik dengan pendekatan berbicara transaksional memungkinkan
percakapan yang efektif, terstruktur, dan berorientasi hasil.
B.
Diskusi
kelompok berbasis artikel.
Diskusi kelompok berbasis artikel adalah bentuk diskusi yang menggunakan
sebuah artikel sebagai fokus utama untuk membahas, menganalisis, atau
mengembangkan ide dari isi artikel tersebut. Artikel dapat berisi informasi
faktual, opini, atau kajian yang relevan dengan topik tertentu. Dalam konteks berbicara transaksional, interaksi dalam diskusi ini dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan spesifik, seperti memahami isi artikel, menyampaikan
interpretasi, atau menyimpulkan pandangan bersama.
1. Tujuan Utama Diskusi Kelompok Berbasis
Artikel
- Menganalisis isi artikel:
Membahas informasi, data, atau argumen yang disajikan dalam artikel.
- Mengembangkan pemahaman bersama:
Berbagi sudut pandang dan interpretasi terhadap isi artikel.
- Menghubungkan isi artikel dengan konteks
yang lebih luas: Misalnya, mengaitkan isi artikel dengan
isu terkini, pengalaman peserta, atau pengetahuan sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar